Pages

Sunday, June 29, 2008

Ya Tuhan....

Sabtu yang menyebalkan...

Awalnya sih hari Sabtu berjalan seperti biasanya. Hari itu gue cuma harus nunggu orang kartu nama yang mau ambil contoh warna. Dan setelah itu harus buru-buru pulang karena harus segera berangkat ke Bogor ke pernikahan saudara gue. Rencana ke Bogor ini juga baru diputuskan malam Sabtunya. Karena papa sakit dan ngga bisa pergi sama mama. Dan berhubung acaranya malam, pulangnya pasti malam dong. Jadi gue harus nemenenin mama.

Jadi, setelah tadi pulang dari kantor gue langsung balik ke rumah. Menunggu jam 14.00 buat siap-siap, tiba-tiba si bos telpon. Dia minta gue yang meliput acara di salah satu hotel di kawasan Kemang Senin malam besok. Ya udahlah gue bilang iya. Mau gimanan lagi coba. Terus gue pun siap-siap, mandi dll. Ternyata dia telepon lagi, karena ada miscall di hp gue pas gue lagi mandi. Gue ngga segera telepon dia balik, karena harus buru-buru dandan sebelum dijemput jam 15.00.

Singkat cerita, jam 3 gue dan mama berangkat dijamput supir om gue. Kita harus kumpul di rumah om gue yang anggota DPR itu dulu sebelum ke Bogor. Di tengah jalan, perasaan gue mulai ngga enak tuh. Eh, bener aja. Si bos telepon gue lagi.

Pas gue angkat, dia langsung "tembak" kalau dia minta aku bicara jujur ke dia. Ternyata acara yang dia datangin karena diundang salah satu kenalan kantor butuh liputan. Sementara pas gue telepon orang yang ngundang dia waktu itu, jelas-jelas orang itu bilang ngga perlu. Gue udah tanya apa ada acara di sana yang perlu diliput, dan dia jawab kalau dia cuma mau memperkenalkan usaha baru itu ke bos gue. Dia ngga minta diliput. Dan itulah yang gue laporkan ke si bos.

Nah kalau ternyata acara di sana liputan, dan si bos ngga siap, bukan salah gue dong. Tapi masalahnya bukan itu. Ada kata-kata "yang bener..." yang dia ucapkan setelah gue ngejelasin ke dia apa yang gue omongin ke orang yang ngundang itu. Itu kan berarti dia nganggap gue bohong. Ya Allah...!! Kejadian yang berulang-ulang lagi dan lagi ini bener-bener nyesekkin dada gue!!!

Di kerjaan ini, gue udah ngasih everything that i've got. Apalagi menyangkut soal kejujuran. Gue merasa sangat tersinggung kalau kejujuran gue dipertanyakan. Ok, gue akuin, gue bukan orang yang suci dan paling jujur sedunia. Tapi dalam hal kerjaan kaya gini aja, ngapain juga gue bohong. Untungnya apa coba??? Apa dia pikir gue mau ngerjain dia gitu? Nyuruh dia datang ke sana tanpa persiapan apa-apa. Untungnya buat gue apa???

Masalah ketidakpercayaan ini-lah yang juga berkali-kali dialami teman gue yang udah duluan keluar dari perusahaan. Bener-bener menyinggung perasaan. Karena gue merasa selama ini selalu terus terang ke dia mengenai hal yang menyangkut pekerjaan.

Akhirnya setelah gue pikirkan, dan sesuai ultimatum gue. Kalau ada kejadian sekali lagi... aja, gue akan keluar. Dan itulah yang sudah gue pikirin matang-matang. I'm gonna resign by the end of July. Gue baru akan bilang ke dia pertengahan Juli nanti. Setidaknya gue akan kasih dia waktu untuk mencari orang pengganti gue nanti. After that, i don't want anything to do with this company anymore!!!

Gue ngga akan bertahan, karena gue yakin ini pasti akan terulang lagi. Jadi gue akan menyelesaikan semua kerjaan gue, dan menyerahkannya ke dia.

Ngga peduli gue harus susah-susah cari lagi pekerjaan baru. I'd rather do that. Dari pada perasaan gue tertekan, dan membuat otak & pikiran gue ngga bisa enjoy dengan kerjaan yang sebenarnya gue suka.

Alasan untuk resign-nya masih gue pikirin. Yang gue tau pasti, gue harus keluar dari sana terlebih dahulu. Gila! Gue bisa trauma kalau kaya' gini terus!!

No comments:

Post a Comment

Please comment. But don't use any inappropriate language....